Sabtu, 25 April 2009

UN...Ujian Nasional atau Ujian Nasib



Beberapa jam yang lalu, aku menonton sebuah berita infotainment di SCTV. Aku tergolong perempuan yang jarang tertarik menonton TV apalagi gossip, kecuali acaranya bagus. Hanya saja, topic yang dibahas di infotainment ini menggelitik jariku untuk meninggikan volume suara TV. Sebenarnya topic apa sih yang bikin aku tertarik…
Ternyata, topic tersebut tentang standardisasi nilai Ujian Akhir Nasinal untuk pelajar kelas 3 SMA di Indonesia. Adapun standardisasi tersebut mencakup tiga mata pelajaran wajib UAN, yaitu matematika, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris. Di infotainment tersebut, dua selebritis muda cantik diwawancarai mengenai opini dan pengalaman mereka tentang ujian nasional tahun ini.


Shireen Sungkar yang menjalani proses ujian di sekolahnya, mengatakan ujian ini terasa berat baginya. Beberapa waktu lalu ia dapat dengan mudah mengerjakan soal-soal ujian tahun 2008. Dengan begitu ia optimis bahwa tahun ini, standardisasi 5,5 nilai rata-rata UAN dapat ia penuhi. Namun, puteri kedua pasangan Mark Sungkar dan Fanny Bauty ini mengaku, bahwa ujian Matematika yang baru saja dikerjakannya sangat sulit.

“Saya khawatir juga. Karena standardisasi nilai UAN kali ini kan lebih tinggi daripada tahun lalu, yaitu 5,5. Soal-soal ujiannya juga susah. Semoga saja saya bisa memenuhi target standardisasi itu. Tapi, jujur, ujiannya susah banget,” kata artis terfavorit di Panasonic Award 2009 untuk sinetron cinta Fitri tersebut.
Tidak hanya itu, artis remaja Tania Puteri yang bermain peran di sinetron Kepompon juga mengaku bahwa ujian kali ini baginya terbilang berat. Bahkan, cameramen infotainment tersebut menampilkan kegelisahan dan usaha Tania ketika mengerjakan soal-soal ujian itu.

Well, standardisasi ini tentunya menuai pro dan kontra. Kalangan pelajar tentunya yang paling banyak kontra untuk urusan ini. Mereka berpendapat bahwa selama tiga tahun sekolah, nasib kelulusan mereka hanya ditentukan selama tiga hari. Jika mereka tidak lulus ujian, tentunya mereka harus mengulangi kembali masa-masa sekolah selama setahun terakhir. Atau, mengikuti ujian penyetaraan Paket C.

Namun, ada juga beberapa kalangan yang setuju akan standardisasi ini. Satu di antaranya adalah vokalis Band Drive, Enji. Menurutnya, poin 5,5 itu terbilang rendah. Seharusnya, ujarnya kepada wartawan infotainment tersebut, poin standardisasi tersebut mencapai 6,5. Dengan demikian, kualitas akademik pemuda Indonesia bisa terus meningkat.


Apapun opininya, standardisasi tersebut harus dijalankan. Nyatanya, ujian nasinal tingkat SMA telah dilaksanakan. Yah, semoga saja dengan adanya penerapan standardisasi ini, kualitas pendidikan Indonesia semakin meningkat dan tidak kalah dengan Negara lainnya. Semoga saja, standardisasi dapat memacu semangat belajar tunas bangsa Indonesia. Bukannya malah membuat mereka malas belajar, karena tidak mau berhadapan langsung dengan Ujian Nasional. Semoga saja, ujian nasional dapat menjadi tantangan yang positif bagi Tunas Bangsa, bukan sebagai momok yang menakutkan.

Tidak ada komentar: