Jumat, 01 Agustus 2008

The New Spirit of Ponti City...




Spirit baru itu telah hadir di Kota Khatulistiwa ini. Kenapa tidak. Sejak 7 April kami mengenyam bangku kuliah jurnalistik, akhirnya apa yang kami bingungkan pun, terbit juga.

1 Agustus 2008, semangat itu hadir dengan nuansa merah menyala di persimpangan jalan. Semangat yang diperkenalkan dengan masyarakat Pontianak. Semangat Tribun Pontianak.
Banyak SMS yang masuk memberikan pujian kepada Tribun. Apa lagi yang bisa dikata, Alhamdulillahirabbil ‘alamin.
Tapi, pujian itu memberi arti pada kami kru Tribun Pontianak, untuk menjadi lebih baik lagi keesokan harinya. Bukan untuk mencari pujian, tetapi menyajikan yang terbaik bagi pembaca.
Mungkin sebelum 1 Agustus, Tribun Pontianak was underestimated. Bahkan, aku, sebagai reporter di media baru ini, sempat dianggap sebagai wartawan Bobo oleh seseorang, karena tubuhku kecil (plus imut kali’...hehehehe) dan tidak bisa menunjukkan media cetakku. Tapi tak masalahlah. Adakalanya, diam itu emas. Akhirnya, 1 Agustus memberikan bukti bahwa aku bukanlah wartawan Bobo.
Aku masih ingat ketika awal kuliah di kelas Tribun Pontianak. Aku dan temanku lainnya harus pulang larut malam. Jujur, berat rasanya. Belum lagi mendapat kritikan yang kadangkala keras dari instruktur seperti Cak Febi, Om Albert, en Daeng Asmadi. Jujur, saat itu pikiran dan perasaanku memprotes kritikan itu. Tapi, sekali lagi diam itu emas. Eit, jangan salah...diam di sini bukan sembarangan lho...Diam sambil belajar.
Aku masih ingat ketika beberapa pembicara hadir di kelas kami. Seperti Mister Ronald Ngantung asal Tribun Timur, Kang Yusran asal Tribun Jabar, Pak Uki asal Tribun Kaltim, Mbak Hasanah asal Tribun Jabar, Dahlan asal Tribun Timur, dan masih banyak lagi mutiara-mutiara Persda yang tidak bisa disebutkan satu per satu.
Jujur, waktu itu aku dan teman-temanku sempat mengantuk. Tapi, kami berusaha menahan rasa kantuk itu. Ternyata menahan rasa kantuk itu menjadi percikan air bagi kami.
Why not gitu lho...keberatan, perasaan bosan, mata mengantuk kini menjelma menjadi pembelajaran yang terbaik buat kami. Ternyata beginilah kerja sebagai seorang wartawan. Kata Om Albert yang selalu aktif di albertjoko.wordpress.com, “nikmatin aja. Kita kan berniat untuk melayani masyarakat.”
Yah...semua itu kembali ke diri masing-masing. Selama semuanya masih bisa dikerjakan, berilah pelayanan yang baik. Selama hati dan pikiran masih memadu sebagai pelayan masyarakat yang faktual dan aktual, maka jiwa raga ini akan terus berpacu, hingga waktunya tiba untuk .......................
By the way, kalau aku boleh narsis, Tribun Pontianak, si semangat baru ini, kujadikan saja sebagai hadiah ulangtahun ku...hehehehehehehehehehehe

1 komentar:

Admin mengatakan...

Moga bisa memberikan sprit bagi kita semua.. selamat ya bu... moga semuanya lancar dan sesuai rencana. I always support you to do the best..