Jumat, 06 Maret 2009

Rintihan Ibu Pertiwi




Ratusan tahun tanahku dijajah bangsa tak berprikemanusiaan.
Darahpun bercucuran di permukaan demi kemerdekaan.
Namun semua itu seolah tiada arti.
Harumkupun seolah tiada lagi diacuhkan.

Satu persatu terkuaklah pengemban amanat rakyat,
kini berlaku seolah penjajah.
Perlahan terbukalah ketidakmoralan wakil bangsa ini.
Kekayaan dikuras entah untuk sendiri atau perahu pendukung
Entahlah, untuk siapa…
Yang pasti…pastinya aku menangis, merintih.
Ku kecam kelakuan petinggi pengemban tugas yang tak dapat dipercaya.
Bagai Malinkundang tak tahu terimakasih,
tak tahu diri.

Aku mohon, dengarkanlah aku.
Cukuplah kiranya kau buatku malu dengan korupsi tak bermoral.
Cukup sudah kau nodai merah putih,
dengan tanganmu yang tak bisa dipertanggungjawabkan itu.
Aku malu pada kalian…
Malu sangat hingga aku tak mampu tegar berdiri,
di antara samudera dan benua di sekelilingku…
Jangan pernah kau sebut namaku, jika tak kau sucikan noda itu.


(Persembahan untuk tujuh anggota DPR dan petinggi bangsa lainnya yang tidak layak dipercaya sebagai pemegang amanat rakyat. Mereka diringkus KPK karena terlibat tindak pdana korupsi yang menguras dana Negara. Juga dipersembahkan untuk mereka yang tidak terlibat ataupun yang belum terungkap kasus serupa untuk tetap menjadi kepercayaan bangsa ini.)

By: ririn@6 Maret 2009

Tidak ada komentar: