Minggu, 26 Oktober 2008

New Sanywosa Graduation



Beberapa orang mungkin ingat dengan foto ini...
Yups...foto ini adalah segerombolan wartawan dari beberapa media di Indonesia
Misalnya...Atha dari Majalah Hai, Tari dari majalah Wanita Indonesia, pokoke banyak dech...
Yang serunya, kita yang tergabung dalah pelatihan yang digelar di Hotel New Sanyrosa Bandung, mendapat pendidikan kesehatan reproduksi dari mentor-mentor hebat...
Misalnya mentor dari TV One, dari Kompas, PKBI Jakarta dan Bandung...
Wih...pokoke seru-seru dech...

Saking serunya...
Aku bersyukur banget...terpilih oleh PKBI Pontianak untuk gabung di acara pelatihan ini...
En dapet restu dari kantorku yaitu Tribun Pontianak, pers daerah yang tergabung dengan Kompas Group di Kota Khatulistiwa...
Yang membanggakan, i am the only one journalist who was invited by them to join it
Alhamdulillah...

Oiya...untuk teman-teman lulusan New Sanyrosa yang secara gak sengaja liat neh blog en foto ini...
Kita saling kontak-kontakan yuks
Ya...itung-itung jalin silaturahmi lah hehehehehehhehe

Sukses dech buat semuanya ya...

Ifan en Aufa...I Misz U Both



They are my cute nephews that i miss always...
sometime, they make me in tears.
Ifan, the old one...he was born at 24th February 2000. He studies in an elementary school in Yogya. He's smart, spoilt on me, but sometime he is overly emotional.
Aufa was born at 17th August 2005. He's cute, like to sing, smart, and have a sweet smile.

Honestly, i miss them always...
The last time i saw them when i i visited them in Yogya...
A year ago...

They go to Yogya because they father, Bang Ibie, continues study in magister there...

I Love u kids...always love u both...

I wish tomorrow we have a chance to meet again...
And be gathering again...

O God...see it...i am in tears again because missing them...

Rabu, 15 Oktober 2008

IIN--Cowok atawa CEWEK ya...???





Iih..IIN sok manis ya...ya aku akuin sih dia memang hitam, tapi manis...yah...bisa dinilai sendirilah...

Yang pasti dia itu sipit, berlesung pipit, syukurnya badannya gak kecil kayak si burung pipit...hehehehe...

Honestly, my courageous in searching the crime news is inspired from this guy. His name is Iin Solikhin...

Yah, dia adalah adik kelasku semasa SMP en SMA. When d’first time i and he worked together as one team, i could see his spirit. And the result is he could write a good news, different, and much better than i had....He so enthusiastically found a news

Berita pertamanya yang bikin aku so adored on him is robbery in Malaysia. Dalam berita itu dia bisa berbicara dengan istri si perampok yang tertangkap oleh Poltabes Pontianak. I don’t know how, but aku kagum ama kecepatan en kecekatannya...

Satu gebrakan yang luar biasa sebagai seorang wartawan yang baru menjadi calon...benar-benar berani, menyentuh en pokoke sip dech...

Karena gebrakan itu, aku yakin, Iin pasti bisa menjadi seorang wartawan hebat. amin..............

Kamis, 09 Oktober 2008

Double Dhani...really???




Ahmad Dhani...
Siapa sih yang gak kenal pria berjenggot ini...
Pentolannya Dewa 19 plus motornya band The Rock...
Dia ayah dari Al, El, en Dul..
Tapi gak tau ya, dia masih jadi suaminya Maia gak ya...
Yang menjadi cirikhasnya adalah, jenggotnya itu plus matanya yang sipit...
Serta jawanya yang khas...medok...
Jujur...
Aku sih gak pernah kenal dia...
en gak pernah ketemu dia...
Palingan cuma dengerin tentang dia lewat tv aja
plus berita-beritanya yang selalu fenomenal di infotainment
Tapi...
Yang aku suka,
lagunya yang keren...
plus vidklipnya yang menurut akyu...sip abis dech...
untuk kehidupan pribadinya, terserah dia aja dech





Kalo yang ini...
Ahmad Dhani juga
tapi cuma ada di Tribun Pontianak aja.
Persamaannya dengan Dhani di atas apa ya???
Coba dech tebak...
Yup bener banget
Jenggotnya bo'...
kalo Dhani yang di atas pinter nyanyi
kalo dhani yang ini pinter melucu en berpantun
Cariin Dhani yang ini???
Gampang...samperin aja Tribun Pontianak
Dia ada kok di situ...
Mejanya kan di depan aku...
Mau kenalan...???
Pencet aja nomor di hp kamu ke nomor...085245197xxx...hehehe
Gampang kan???
Eit...kalo Endi yang ini...
jangan sembarangan...
dia baru aja berbahagia sebagai seorang bapak...
so...

tungguin profil lanjutan tentang teman-temanku yang lain ya...
Btw, siapa ya giliran selanjutnya...
eng ing eng

Hujan lagi...banjir lagi



---Kota Pontianak, kota yang memiliki Sungai Kapuas
Sungai terpanjang di Indonesia...
Tapi, sungai itu akan tambah panjang kalau Kota Khatulistiwa ini banjir
Kota Pontianak dilintasi garis equator
dan dilintasi air banjir juga...
Selama Oktober, hujan deras mengguyur ibukota Kalimantan Barat ini...
dan banjir pun mulai menghiasi jalanan ibu kota
Bahkan, halaman pendopo gubernur Cornelis di jalan arteri kota
juga tergenang banjir...

---Kenapa, Kota Pontianak bisa banjir...
kalau Jakarta sih wajar...
karena pemerintah daerahnya membangun jembatan tapi tidak ada sungainya...
Jadi, mungkin Tuhan protes dengan pembangunan itu
makanya Kota Metropolitan itu dianugerahi banjir...
Kan sayang, jembatannya panjang tapi gak ada sungai

---Tapi, Pontianak...???
Sungainya aja panjang...
Di kelilingi laut pula...
Trus, hutan masih hijau dan tersebar luas hampir di seluruh kota...
Katanya kan, hutan bisa berfungi menyerap air yang jatuh ke tanah
kemudian air tanah itu terhubung dengan sungai
trus dialirkan ke laut
Tapi, kok masih bisa banjir ya???

---Apa karena jalannya terus di bangun,
tapi tidak ada selokannya???
Apa karena banyaknya tempat sampah di tepian jalan,
tapi masih banyak sampah yang berserakan???
Jadi, gimana dong???

---Apa pemerintahnya terlalu pusing mikirin politik,
sehingga lupa, kalau hampir setiap akhir tahun Pontianak kebanjiran???
Apa harus Tuhan yang dipersalahkan,
karena menurunkan hujan di setiap akhir tahun???
Tapi, masa sih Tuhan bia dipersalahkan???

---Ah, gak taulah...
yang pasti...kasihan aja liat pedagang-pedagang kecil mendorong gerobak
melintasi jalanan yang banjir untuk mencari sesuap nasi.
Mereka basah-basahan, demi anaknya yang sedang kelaparan.
Beda dengan orang kaya yang mengendarai mobil,
yang entah apa mereknya, apa jenisnya.
Tapi yang pasti mobilnya tersebut menyipratkan air yang tergenang
ke pedagang-pedagang kecil
Yah, mungkin mobilnya tidak bisa dipacu dengan pelan,
atau dianya yang tidak mau peduli
yang penting bajunya tidak basah...

Minggu, 17 Agustus 2008

Dirgahayu Indonesiaku




Tujuh belas Agustus tahun empat lima
Itulah hari kemerdekaan kita
Hari merdeka...nusa dan bangsa
Hari lahirnya bangsa Indonesia...mer-de-ka

Sekali merdeka tetap merdeka
Selama hayat masih dikandung badan
Kita tetap...setia...tetap...sedia...
Membela negara Indonesia

Kita tetap...setia...tetap...sedia...
Membela negara kita




Masih adakah...hari kemerdekaan itu bagi bangsa kita
Masih adakah semangat nasionalisme membela negara kita
Apa yang sudah kita lakukan untuk negara kita
Padahal negara kita telah memberi banyak pada kita

Kekayaan yang melimpah jadi bahan kerakusan kita
Tidak ingatkah kita
ketika para pejuang membela negara yang kaya ini untuk kita
Tidak ingatkah kita
Ketika para pejuang bersimbah darah untuk kelangsungan hidup kita

Sedangkan mereka...
Kini menyatu dengan tanah pertiwi
Tanpa sempat merasakan apa yang telah mereka bela

Padahal, mereka hanya ingin Merah Putih berkibar di Indonesia
Sedangkan kita...
Mengibarkan bendera pun terkadang enggan...
apalagi menaruh tangan kanan ke kening
untuk menghormati merah putih

Bukan benderanya yang kita agungkan...
Tapi semangat mempertahankan bendera berkibar di tanah air
adalah perjuangan...

Tak perlu lagi kita angkat senjata berperang di medan laga
Tapi, manfaatkan ilmu untuk kebanggaan bangsa
Agar negara ini tidak dijajah lagi oleh ketamakan

Jumat, 01 Agustus 2008

The New Spirit of Ponti City...




Spirit baru itu telah hadir di Kota Khatulistiwa ini. Kenapa tidak. Sejak 7 April kami mengenyam bangku kuliah jurnalistik, akhirnya apa yang kami bingungkan pun, terbit juga.

1 Agustus 2008, semangat itu hadir dengan nuansa merah menyala di persimpangan jalan. Semangat yang diperkenalkan dengan masyarakat Pontianak. Semangat Tribun Pontianak.
Banyak SMS yang masuk memberikan pujian kepada Tribun. Apa lagi yang bisa dikata, Alhamdulillahirabbil ‘alamin.
Tapi, pujian itu memberi arti pada kami kru Tribun Pontianak, untuk menjadi lebih baik lagi keesokan harinya. Bukan untuk mencari pujian, tetapi menyajikan yang terbaik bagi pembaca.
Mungkin sebelum 1 Agustus, Tribun Pontianak was underestimated. Bahkan, aku, sebagai reporter di media baru ini, sempat dianggap sebagai wartawan Bobo oleh seseorang, karena tubuhku kecil (plus imut kali’...hehehehe) dan tidak bisa menunjukkan media cetakku. Tapi tak masalahlah. Adakalanya, diam itu emas. Akhirnya, 1 Agustus memberikan bukti bahwa aku bukanlah wartawan Bobo.
Aku masih ingat ketika awal kuliah di kelas Tribun Pontianak. Aku dan temanku lainnya harus pulang larut malam. Jujur, berat rasanya. Belum lagi mendapat kritikan yang kadangkala keras dari instruktur seperti Cak Febi, Om Albert, en Daeng Asmadi. Jujur, saat itu pikiran dan perasaanku memprotes kritikan itu. Tapi, sekali lagi diam itu emas. Eit, jangan salah...diam di sini bukan sembarangan lho...Diam sambil belajar.
Aku masih ingat ketika beberapa pembicara hadir di kelas kami. Seperti Mister Ronald Ngantung asal Tribun Timur, Kang Yusran asal Tribun Jabar, Pak Uki asal Tribun Kaltim, Mbak Hasanah asal Tribun Jabar, Dahlan asal Tribun Timur, dan masih banyak lagi mutiara-mutiara Persda yang tidak bisa disebutkan satu per satu.
Jujur, waktu itu aku dan teman-temanku sempat mengantuk. Tapi, kami berusaha menahan rasa kantuk itu. Ternyata menahan rasa kantuk itu menjadi percikan air bagi kami.
Why not gitu lho...keberatan, perasaan bosan, mata mengantuk kini menjelma menjadi pembelajaran yang terbaik buat kami. Ternyata beginilah kerja sebagai seorang wartawan. Kata Om Albert yang selalu aktif di albertjoko.wordpress.com, “nikmatin aja. Kita kan berniat untuk melayani masyarakat.”
Yah...semua itu kembali ke diri masing-masing. Selama semuanya masih bisa dikerjakan, berilah pelayanan yang baik. Selama hati dan pikiran masih memadu sebagai pelayan masyarakat yang faktual dan aktual, maka jiwa raga ini akan terus berpacu, hingga waktunya tiba untuk .......................
By the way, kalau aku boleh narsis, Tribun Pontianak, si semangat baru ini, kujadikan saja sebagai hadiah ulangtahun ku...hehehehehehehehehehehe