Minggu, 28 Desember 2008

So Damn Israel. Negara Tanpa Hati.

Pertama kali ku dengar berita tentang peristiwa penyerangan Israel terhadap Palestina, aku sempat terperangah. “Kurang ajar banget tuh Israel,” umpatku dalam hati. Serangan tersebut dilakukan Negara sahabat Amerika Serikat ini melalui jalur udara. Bagaimana tidak kurang ajar jika penyerangan yang dilakukan Israel tersebut menewaskan sekitar 275 warga, demikian yang diberitakan www.okezone.com edisi Minggu, 28 Desember 2008. Sebagian besar korban kebiadaban tersebut adalah warga sipil.
Israel yang dilansir oleh okezone mengatakan, penyerangan tersebut untuk memberikan pelajaran kepada tentara Hamas, tentara yang selalu membela kebebasan Bangsa Palestina dari kebiadaban zionis Israel. Menurut Israel seperti yang tertulis di website media Indonesia tersebut, Israel bermaksud memberikan pelajaran kepada Hamas, karena selama ini Israel menganggap Hamas memiliki lokasi yang merupakan kantong bakal peluncuran roket. Bagi Israel, roket tersebut merupakan senjata berbahaya yang perlu dibasmi dan mengancam kehidupan manusia di bumi.
Tidak cukup. Perdana Menteri Israel Ehud Olmert seperti yang dilansir Reuters, Minggu (28/12/2008), akan menggerakkan pasukan angkatan daratnya untuk menjangkau lokasi tersebut. “Kami melakukan pembalasan yang dilakukan oleh militant Gaza. Mereka membombardir kami dengan roket. Ini merupakan pembalasan. Ada saatnya kami diam, dan ada waktunya kami membalas. Sekarang waktunya bertempur,” katanya.
Selama serangan Minggu pagi (28/12), jet-jet tempur Israel sudah menewaskan tiga warga sipil. Misil-misil ditembakkan dari udara ke arah markas kantor polisi Gaza. Sementara itu kementerian departemen pertahanan Israel merilis video serangan udara yang diklaim tepat sasaran. Israel mengnincar fasilitas peluncuran roket-roket Hamas yang berada di bawah tanah. Untuk menjangkau fasilitas tersebut, Israel menggunakan misil yang tak hanya membunuh ratusan warga sipil, namun juga meratakan bangunan-bangunan di sekitarnya.
Akibat serangan ini, Hamas bersumpah akan melakukan penyerangan balik terhadap Israel. Wajar, saya rasa, hal tersebut dilakukan para pejuang Palestina. Bahkan, mereka juga menetapkan perang intifadah terhadap Negara yang dipimpin oleh Presiden Shimon Perez itu. Perang sampai titik darah penghabisan untuk membela rakyat Palestina yang semakin lama kian menjadi korban kekerasan perang.
Saya sebagai seorang manusia setuju dengan Wakil Presiden Indonesia, Muhammad Jusuf Kalla, mengecam tindakan kebiadaban Israel. Kutukan paling buruk memang pantas diberikan kepada Israel. Jikalaupun memang Hamas memiliki perlengakapan persenjataan secanggih itu, kenapa harus Israel yang melakukan penghukuman terhadap Negara yang pernah dipimpin oleh Yasser Arafat tersebut. Jika persenjataan milik Hamas tersebut membahayakan dan mengancam kehidupan manusia, kenapa warga sipil harus menjadi korban penghukuman yang mungkin ditujukan kepada pemilik senjata itu.
Yang lebih mengherankan lagi, kenapa harus Israel dan tentaranya yang melakukan penghukuman itu. Kenapa Amerika Serikat melakukan veto untuk merintangi usaha PBB menghentikan penyerangan yang dilakukan Israel terhadap Palestina.
Anehnya lagi, Negara-negara di Liga Arab diam ketika saudaranya menjadi korban kebiadaban Israel. Wajar jika masyarakat Arab melakukan aksi demo mengecam kebiadaban Israel sekaligus memperingatkan Liga Arab untuk tidak sekedar diam atau tutup telinga terhadap penderitaan warga tidak bersalah yang menjadi korban. Saat ini, LIga Arab diharapkan untuk tidak diam. Karena kediaman saat ini menyatakan bahwa Liga Arab yang terdiri dari banyak Negara di tanah Arab lemah menghadapi satu Negara yaitu Israel.
Sebagai seorang wanita, saya lebih memikirkan nasib anak-anak yang menjadi korban perang. Entah berapa banyak anak-anak yang harus hidup dengan tubuh yang tidak sempurna. Entah berapa banyak anak-anak yang hidup di antara desingan peluru tajam yang berbahaya. Entah berapa anak-anak yang rindu pada ayahnya yang telah tewas akibat perang, bahkan kebanyakan dari mereka adalah pejuang bangsa. Entah berapa banyak bayi yang haus air susu ibunya, karena sumber kehidupannya itu terhenti, sang ibu tewas tertembak peluru tajam.
Israel memang tak berprikemanusiaan. Tak punya hati. Seolah petingginya tidak pernah memiliki anak, istri, dan bunda. Sehingga mereka begitu tega menjadikan warga Palestina sebagai korban, dengan dalih untuk menghancurkan senjata canggih yang dimiliki tentara Hamas. Tepatlah rasanya jika kupilih kata Kurang Ajar untuk Israel.

Tidak ada komentar: