Rabu, 11 Februari 2009

Pontianak untuk Anak-Cucu ku (selesai-)



ENTAHLAH, apakah pemerintah yang terlalu banyak urusan sehingga tidak melihat potensi ini. Atau masyarakat yang tidak terlalu peduli akan potensi ini, sehingga mereka berbondong-bondong mendirikan pondokan yang terkesan membuat kumuh tepian sungai. Padahal, menurut seorang keluarga keturunan keistanaan yang sering kusapa dengan Om Syim, pernah mengatakan padaku bahwa daerah di tepian Sungai Kapuas merupakan amanah dari Sultan Hamid II. Lahan tersebut diamanatkan sebagai lokasi wisata bagi masyarakat kota. Namun, entah bagaimana ceritanya, bakal lokasi wisata tersebut menjadi kelihatan kumuh karena banyaknya pedagang kaki lima yang enggan untuk dipindahkan.

AKU masih ingat, ketika anggota dewan mengajukan pada pemerintah kota untuk menjadikan lahan tersebut sebagai Waterfront City. Issue tersebut kudengar ketika aku masih duduk di bangku kuliah. Kini, telah hamper dua tahun ku tinggalkan bangku kuliah, issue tersebut hanyalah sekadar issue, belum terealisasikan atau mungkin tidak akan menjadi kenyataan.
Sebagai warga Pontianak, tentunya issue perencanaan tersebut adalah sebuah kebahagiaan.


AKHIRNYA, Pontianak memiliki tempat wisata juga, pikirku saat itu. Karena tempat wisata seperti alun-alun Kapuas dan taman agro wisata lebih banyak dikunjungi oleh muda mudi yang berpacaran. Bahkan, aku pernah melihat pasangan yang sedang berciuman suatu waktu aku mengunjungi satu dari dua lokasi tersebut. Aku juga pernah secara tidak langsung mendengar transaksi seks komersil di satu tempat lainnya. Yang ada, aku bukannya refreshing, tapi gerah melihat kejadian tersebut. Sepertinya ini bukan rahasia lagi. Tentunya ini akan menjadi image kebebasan yang buruk bagi kota kesultanan ini. Atau memang, lokasi tersebut hanya diperuntukkan bagi pasangan yang sedang bergelora asmaranya sehingga mereka bertransaksi fisik seperti itu.


NAMUN demikian, banyak hal positif yang dapat kuceritakan bagi anak cucuku nanti. Hal positif yang kuharap dapat membangkitkan sisi positif mereka untuk mengenal kota yang kurindukan ini. Mulai dari event tahunannya seperti:
Naik Dango,
Pernak pernik lampion Imlek
yang digelar setiap tahun pada hari tahun baru masyarakat Tionghoa,
Robok-robok,
Perang meriam yang diadakan tiap lebaran dan masih banyak lagi yang lain kali akan kujelaskan sesuai dengan versi dan pemahamanku.

Tidak ada komentar: